MANUSIA
DAN KEBUDAYAAN
Manusia dan kebudayaan adalah satu hal yang sangat
erat dan tidak terpisahkan karena dimana ada kehidupan manusia pasti kehidupan
itu akan sesuai dengan kebudayaan yang berada didaerahnya.
Manusia merupakan makhluk social dan mengadakan
kebiasaan-kebiasaan dengan komunitasnya yang terus dikembangkan secara turun
menurun sehingga kebiasaan itu menjadi suatu warisan. Setiap manusia memiliki
komunitas tersendiri disekitarnya sehingga manusia memiliki budaya yang berbeda
antara yang satu dengan yang lain.
Kita dapat amati setiap dibelahan dunia manapun
memiliki kebudayaan yang beragam , perbedaan dari kebudayaan tersebut meliputi factor
lingkungan, factor alam dan manusia itu sendiri dan berbagai factor lainnya
yang menyebabkan keberagaman budaya.
KRITERIA MANUSIA
Ciri-ciri
Fisik
Dalam biologi, manusia biasanya
dipelajari sebagai salah satu dari berbagai spesies di muka bumi. Pembelajaran
biologi manusia kadang juga diperluas ke aspek psikologis serta ragawinya,
tetapi biasanya tidak ke kerohanian atau keagamaan. Secara biologi, manusia
diartikan sebagai hominid dari spesies homo sapiens. Satu-satunya subspesies
yang tersisa dari Homo Sapiens ini adalah homo sapiens. Mereka biasanya dianggap sebagai satu-satunya
spesies yang dapat bertahan hidup dalam genus homo. Manusia menggunakan daya
penggerak bipedalnya (dua kaki) yang sempurna. Dengan adanya kedua kaki untuk
menggerakan badan, kedua tungkai depan dapat digunakan untuk memanipulasi obyek
menggunakan jari jempol (ibu jari).
Rata-rata tinggi badan perempuan
dewasa Amerika adalah 162 cm (64 inci) dan rata-rata berat 62 kg (137 pound).
Pria umumnya lebih besar: 175 cm (69 inci) dan 78 kilogram (172 pound). Tentu
saja angka tersebut hanya rata rata, bentuk fisik manusia sangat bervariasi, tergantung
pada faktor tempat dan sejarah. Meskipun ukuran tubuh umumnya dipengaruhi
faktor keturunan, factor lingkungan dan kebudayaan juga dapat memengaruhinya,
seperti gizi .
Manusia atau orang dapat diartikan
berbeda-beda dari segi rohani, biologis dan istilah kebudayaan, atau secara
campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (dalam
bahasa Latin yang berarti "manusia yang tahu"), sebuah spesies
primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam
hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di
mana, dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau
makhluk hidup; dalam mitos, mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras
lain. Dalam antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan
bahasanva, organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta perkembangan
teknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok
dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan.
Penggolongan manusia yang paling utama adalah berdasarkan jenis kelaminnya.
Secara alamiah, jenis kelamin seorang anak yang baru lahir entah laki-laki atau
perempuan. Anak muda laki-laki dikenal sebagai putra dan laki-laki dewasa
sebagai pria. Anak muda perempuan dikenal sebagai putri dan perempuan dewasa
sebagai wanita.
Penggolongan lainnya adalah berdasarkan usia, mulai dari janin, bayi, balita,
anak-anak, remaja, akil balik, pemuda/i, dewasa, dan (orang) tua..
Selain itu masih banyak penggolongan-penggolongan yang lainnya, berdasarkan
ciri-ciri fisik (warna kulit, rambut, mata; bentuk hidung; tinggi badan),
afiliasi sosio-politik-agama (penganut agama/kepercayaan XYZ, warga negara XYZ,
anggota partai XYZ), hubungan kekerabatan (keluarga: keluarga dekat, keluarga
jauh, keluarga tiri, keluarga angkat, keluarga asuh; teman; musuh) dan lain
sebagainya.
Anak manusia lahir setelah sembilan
bulan dalam masa kandungan, dengan berat pada umumnya 3-4 kilogram (6-9 pound)
dan 50-60 centimeter (20-24 inci) tingginya. Tak berdaya saat kelahiran, mereka
terus bertumbuh selama beberapa tahun, umumnya mencapai kematangan seksual pada
sekitar umur 12-15 tahun. Anak laki-laki masih akan terus tumbuh selama
beberapa tahun setelah ini, biasanya pertumbuhan tersebut akan berhenti pada
umur sekitar 18 tahun.
Warna kulit manusia bervariasi dari
hampir hitam hingga putih kemerahan. Secara umum, orang dengan nenek moyang
yang berasal dari daerah yang terik mempunyai kulit lebih hitam dibandingkan
dengan orang yang bernenek-moyang dari daerah yang hanya mendapat sedikit sinar
matahari (Namun, hal ini tentu saja
bukan patokan mutlak, ada orang yang mempunyai nenek moyang yang berasal dari
daerah terik dan kurang terik; dan orang-orang tersebut dapat memiliki warna
kulit berbeda dalam lingkup spektrumnya.) Rata-rata, wanita memiliki kulit yang
sedikit lebih terang daripada pria.
Manusia dapat tetap eksis dan
berkembang sampai sekarang. Keberhasilan mereka disebabkan oleh daya
intelektualnya yang tinggi, tetapi mereka juga mempunyai kekurangan fisik.
Manusia cenderung menderita obesitas lebih dari primata lainnya. Hal ini
sebagian besar disebabkan karena manusia mampu memproduksi lemak tubuh lebih
banyak daripada keluarga primata lain. Karena manusia merupakan bipedal semata
(hanya wajar menggunakan dua kaki untuk berjalan), daerah pinggul dan tulang
punggung juga cenderung menjadi rapuh, menyebabkan kesulitan dalam bergerak
pada usia lanjut. Juga, manusia perempuan menderita kerumitan melahirkan anak
yang relatif (kesakitan karena melahirkan hingga 24 jam tidaklah umum). Sebelum
abad ke-20, melahirkan merupakan siksaan berbahaya bagi beberapa wanita, dan
masih terjadi di beberapa lokasi terpencil atau daerah yang tak berkembang di
dunia saat ini.
Ciri-ciri
Mental
Banyak manusia menganggap dirinya
organisme terpintar dalam kerajaan hewan, meski ada perdebatan apakah cetaceans
seperti lumba-lumba dapat saja mempunyai intelektual sebanding. Tentunya,
manusia adalah satu-satunya hewan yang terbukti berteknologi tinggi. Manusia
memiliki perbandingan massa otak dengan tubuh terbesar di antara semua hewan
besar lumba-lumba memiliki yang kedua terbesar hiu memiliki yang terbesar untuk
ikan dan gurita memiliki yang tertinggi untuk invertebrata. Meski bukanlah
pengukuran mutlak (sebab massa otak minimum penting untuk fungsi
"berumahtangga" tertentu), perbandingan massa otak dengan tubuh
memang memberikan petunjuk baik dari intelektual relatif.
Kemampuan manusia untuk mengenali
bayangannya dalam cermin, merupakan salah satu hal yang jarang ditemui dalam
kerajaan hewan. Manusia adalah satu dari empat spesies yang lulus tes cermin untuk
pengenalan pantulan diri - yang lainnya adalah simpanse, orang utan dan
lumba-lumba Pengujian membuktikan bahwa sebuah simpanse yang sudah bertumbuh
sempurna memiliki kemampuan yang hampir sama dengan seorang anak manusia
berumur empat tahun untuk mengenali bayangannya di cermin.
Pengenalan pola mengenali susunan
gambar dan warna serta meneladani sifat) merupakan bukti lain bahwa manusia
mempunyai mental yang baik.
Kemampuan mental manusia dan kepandaiannya,
membuat mereka, menurut pascal, makhluk tersedih di antara semua hewan.
Kemampuan memiliki perasaan, seperti kesedihan atau kebahagiaan, membedakan
mereka dari organisme lain, walaupun pernyataan ini sukar dibuktikan menggunakan
tes hewan. Keberadaan manusia, menurut sebagian besar ahli filsafat, membentuk
dirinya sebagai sumber kebahagiaan.
Masyarakat
Meskipun banyak spesies berprinsip sosial, membentuk kelompok berdasarkan
ikatan / pertalian genetik, perlindungan-diri, atau membagi pengumpulan makanan
dan penyalurannya, manusia dibedakan dengan rupa-rupa dan kemajemukan dari adat
kebiasaan yang mereka bentuk entah untuk kelangsungan hidup individu atau
kelompok dan untuk pengabadian dan perkembangan teknologi, pengetahuan, serta kepercayaan.
Identitas kelompok, penerimaan dan dukungan dapat mendesak pengaruh kuat pada
tingkah laku individu, tetapi manusia juga unik dalam kemampuannya untuk
membentuk dan beradaptasi ke kelompok baru.
Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang menjelaskan interaksi antar manusia.
Kebudayaan dan peradaban
Sebuah peradaban adalah sebuah masyarakat yang telah mencapai tingkat
kerumitan tertentu, umumnya termasuk perkotaan dan pemerintahan berlembaga, agama,
iptek, sastra serta filsafat. Perkotaan paling awal di dunia ditemukan di dekat
rute perdagangan penting kira-kira 10.000 tahun lalu (Yeriko, Çatalhöyük). Kebudayaan
manusia dan ekspresi seni mendahului peradaban dan dapat dilacak sampai ke palaeolithik
(lukisan goa, arca Venus, tembikar / pecah belah dari tanah). Kemajuan pertanian
memungkinkan transisi dari masyarakat pemburu dan pengumpul atau nomadik
menjadi perkampungan menetap sejak Milenium ke-9 SM. Penjinakan hewan menjadi
bagian penting dari kebudayaan manusia (anjing, domba, kambing, lembu). Dalam
masa sejarah ilmu pengetahuan dan teknologi telah berkembang bahkan lebih pesat
Manusia
Indonesia dan Kebudayaan
Manusia Indonesia dalam hal kebudayaan saat ini mengalami berbagai rintangan
dan halangan untuk menerima serbuan kebudayaan asing yang masuk lewat
Globalisasi (perluasan cara-cara sosial melalui antar benua).
Dalam hal ini teknlogi informasi dan
komunikasi yang masuk ke Indonedia turut merobah cara kebudayaan Indonesia
tersebut baik itu kebudayaan nasional maupun kebudayaan murni yang ada di
setiap daerah di Indonesia. Dalam hal ini sering terlihat ketidakmampuan
manusia di Indonesia untuk beradaptasi dengan baik terhadap kebudayaan asing
sehingga melahirkan perilaku yang cenderung ke Barat-baratan (westernisasi).
Hal tersebut terlihat dengan
seringnya remaja/i Indonesia keluar-masuk pub, diskotik dan tempat hiburan
malam lainnya berikut dengan berbagai perilaku menyimpang yang menyertainya dan
sering melahirkan komunitas tersendiri terutama di kota-kota besar dan
metropolitan.
Dalam hal ini terjadinya berbagai
kasus penyimpangan seperti penyalah gunaan zat adiktif, berbagai bentuk
kategori pelacuran dan ‘western’ lainnya tak lepas dari ketidak mampuan manusia
Indonesia dalam beradaptasi sehingga masih bersikap ‘conform’ dan ‘latah’
terhadap kebudayaan asing yang melenyapkan inovasi dalam beradaptasi dengan
budaya asing sehingga melahirkan bentuk akulturasi. Bila dikaji dengan teliti
hal tersebut mungkin dikarenakan ciri-ciri manusia Indonesia lama yang masih
melekat seperti percaya mitos dan mistik, sikap suka berpura-pura, percaya
takhyul yang dimodifikasi, konsumerisme, suka meniru, rendahnya etos kerja dan
lain sebagainya bisa jadi mengakibatkan terhambatnya akulturasi (percampuran
dua/lebih kebudayaan yang dalam percampurannya masing-masing unsurnya lebih
tampak). Sikap etnosentrime (kecenderungan setiap kelompok untuk percaya begitu
saja akan keunggulan/superioritas kebudayaannya sendiri dan sikap senosentrisme
(sikap yang lebih menyenangi pandangan/produk asing) merupakan hal selanjutnya
yang dapat menghambat terwujudnya kebudayaan nasional untuk kemajuan bangsa dan
negara.
Sepertinya, sudah saatnya manusia
Indonesia berikut dengan berbagai kebudayaan daerahnya yang ada melakukan suatu
bentuk adaptasi yang sifatnya inovasi/pembaruan dengan budaya Barat/asing
seperti dalam hal kesenian dimana instrumen musik tradisional dipadukan dengan
instrumen modern (alat-alat band dengan teknologi komputernya) maupun perawatan
berbagai benda kebudayaan dengan teknologi asing yang ada sehingga akulturasi
dapat diwujudkan.
Selain itu, pengaruh media komunikasi seperti Televisi, radio, Internet sangat
besar dampaknya dalam hal cara pandang manusia Indonesia terhadap ras.
Sinetron-sinetron maupun film yang ditayangkan di Televisi dan bioskop yang
memvisualisasikan dan mensosialisasikan gaya hidup ras Caucasoid (orang Eropah)
turut mempengaruhi cara pandang manusia Indonesia terhadap budayanya sehingga
tidak timbul kesadaran untuk mempelajari tindakan sosial dan sebaliknya.
Dalam hal ini manusia Indonesia
sepertinya lebih mengagung-agungkan/memuja ras Caucasoid berikut dengan gaya
hidupnya dan menjadikannya sebagai kelompok acuan (umumnya oleh kaum perempuan)
sehingga secara tak langsung mempengaruhi akal dan intelegensi, emosi, kemauan,
fantasi dan perilaku manusia Indonesia sehingga terkendala dalam memajukan
kebudayaannya sendiri.
Kedudukan Manusia Terhadap
Kebudayaan
Manusia dan kebudayaan pada dasarnya memiliki hubungan yang sangant erat
kaitannya, karena hampir seluruh kegiatan manusia yang di kerjakaannya setiap
saatnya merupakan sebuah kebudayaan yang sangat unik. Berikut ini adalah 4
kedudukan manusia terhadap kebudayaan:
1) penganut kebudayaan,
2) pembawa kebudayaan,
3) manipulator kebudayaan, dan
4) pencipta kebudayaan.
(sumber internet)